Saat ini banyak iklan-iklan yang ditayangkan di televisi menggunakan endorse dari berbagai kalangan, salah satu contohnya adalah penggunaan anak-anak sebagai endorse suatu produk iklan. Penggunaan anak-anak sebagai endorse sebenarnya sah-sah saja jika kedudukan dan peranan yang mereka dapatkan sesuai dengan sewajarnya, dalam hal ini seperti mereka bertindak sebagai anak-anak pada umumnya.
Tetapi pada prakteknya banyak peranan anak-anak yang jauh dari yang seharusnya, seperti melakukan tindakan yang tidak sewajarnya. Misalanya seperti berbohong, membuat suatu hal yang tidak pantas, dan sebagainya. Meskipun tidak sedikit juga iklan-iklan yang menunjukkan sebagaimana mestinya anak-anak perankan. Seperti belajar, berkelakuan baik, dan sebagainya.
Contoh-contoh iklan yang menunjukkan tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh anak-anak seperti berbohong dalam iklan Mentari Sakti, membuat kegaduhan dalam iklan Three, dan sebagainya. Tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya tersebut jelas-jelas melanggar baik dalam nilai sosial maupun dalam nilai profesional.
Dengan meninjau dan memperhatikan dari iklan-iklan yang melakukan pelanggaran tersebut, baik melalui analisis intertekstual berdasarkan Etika Periklanan Indonesia maupun opini-opini masyarakat yang berkeberatan dengan adanya iklan tersebut, dijadikan sebagai dasar mengapa peranan dan kedudukan anak-anak sebagai endorse bintang iklan sangatlah penting, karena dapat menimbulkan efek yang negatif bagi masyarakat luas khususnya bagi anak-anak itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar