Selasa, 16 Maret 2010

TEMA DAN ISI FOTO

Berbicara mengenai tema dan isi dari sebuah foto tidak akan lepas dari judul karya foto itu sendiri. Judul karya foto bisa banyak bercerita tentang suatu foto. Mungkin pernyataan ini bertentangan dengan pendapat yang umum diterima di kalangan fotografer, seperti : biarkan foto yang berbicara atau a picture speaks a thousand words. Namun tidak dapat disangkal, penjudulan yang asal-asalan bisa merusak citra suatu karya.
Memang benar, penjudulan adalah hak fotografer. Apapun judul yang dipilih sang fotografer untuk karyanya, sah-sah saja. Namun ada baiknya para fotografer mempertimbangkan dengan matang judul untuk karyanya, karena selain dapat memberikan citra murahan, penjudulan yang asal-asalan juga bisa mengisyaratkan bahwa si fotografer tidak mempunyai gagasan, konsep atau previsualisasi yang jelas tentang karya yang dihasilkannya. Padahal, seperti kita tahu, gagasan atau konsep adalah hal utama yang membedakan seorang snapshooter dan fotografer.
SNAPSHOOTER & FOTOGRAFER
 A snapshooter takes pictures. Snapshooting bisa dilakukan oleh siapa saja. Syaratnya cuma satu, yaitu kemampuan untuk memegang dan mengoperasikan kamera. Setelah itu, jepret maka jadilah foto-foto yang apa adanya. Di antara foto-foto itu, mungkin saja ada yang bagus dan istimewa. Namun karena tidak dilandasi oleh suatu gagasan atau previsualisasi yang jelas, maka foto semacam itu tidak dapat dikatakan sebagai suatu karya seni, karena karya seni pada umumnya dilandasi oleh suatu inspirasi atau gagasan, yang dalam fotografi sering disebut sebagai previsualisasi.

 Berbeda dengan snapshooter, seorang fotografer menciptakan foto (a photographer makes pictures). Perbedaan mendasar antara take dan make, sebagaimana sering diulas dalam artikel-artikel mengenai fotografi, adalah adanya unsur gagasan atau previsualisasi yang melandasi penciptaan suatu karya foto. Previsualisasi bisa jadi berlangsung lama dan melibatkan perencanaan yang matang dari segi komposisi, pencahayaan, set, dan sebagainya. Hal ini biasa dilakukan oleh para fotografer profesional.

Kembali ke masalah penjudulan isi dalam foto, seorang fotografer yang mempunyai gagasan yang jelas tentang fotonya umumnya tidak akan mengalami kesulitan berarti untuk memberi judul pada fotonya karena dia tahu betul esensi gagasan yang melandasi lahirnya karya fotonya itu. Namun, sekali lagi, penjudulan adalah hak prerogatif fotografer. Bisa jadi fotografer yang tahu betul esensi gagasan fotonya memilih untuk tidak memberikan judul pada fotonya (NT : no tittle), dengan harapan para penikmat karya fotonya bisa mengeksplorasi dan menafsirkan sendiri kedalam makna karya yang bersangkutan.
Foto yang tanpa judul menurut kami mempunyai kesempatan lebih baik untuk diapresiasi dibandingkan dengan foto yang diberi judul asal-asalan. Ketiadaan judul membuat orang berpikir dan menjelajah makna yang tersembunyi di balik representasi visual foto. Sementara itu, foto dengan judul asal-asalan langsung menciptakan prasangka (prejudgment) jelek mengenai foto ini. Di antara kedua ekstrem ini, foto-foto dengan judul yang baik akan membimbing penikmat foto untuk mengapresiasi keindahan dan makna foto yang ada di hadapannya. Judul yang baik bisa diibaratkan seperti sebuah pintu yang membukakan mata dan hati para penikmat karya foto relung-relung yang tersembunyi di balik tembok visual dua dimensi yang disebut foto.

KUTIPAN PENDAPAT BEBERAPA FOTOGRAFER
Wynn Bullock
"My pictures are never pre-visualized or planned. I feel strongly that pictures must come from contact with things at the time and place of taking. At such times, I rely on intuitive, perceptual responses to guide me, using reasons only after the final print is made to accept or reject the results of my work."
"Foto-foto saya tidak pernah terbayangkan atau terencana terlebih dahulu. Saya sangat merasa bahwa semua foto harus lahir dari hubungan seorang fotografer dengan semua elemen dan tempat pada saat foto itu diambil. Pada detik-detik itu, saya bersandar pada intuisi, respon-respon yang timbul dari persepsi untuk membimbing saya, menggunakan akal sehat hanya setelah hasil cetakan selesai untuk kemudian memutuskan foto mana yang akan saya simpan atau saya buang."
Henri Cartier-Bresson
"Taking photographs is a way of shouting, or freeing oneself, not of proving or asserting one's own originality. It is a way of life."
"Memotret adalah sebuah cara untuk berteriak, atau membebaskan diri, bukan untuk membuktikan atau memaksakan ke-orisinil-an ide. Memotret adalah sebuah cara hidup."
Marc Riboud
"Taking pictures is savoring life intensely, every hundredth of a second."
"Memotret adalah menikmati hidup secara ekstrim, setiap 1/100 detik."


Elliot Erwitt
"To me, photography is an art of observation. It's about finding something interesting in an ordinary place. I've found it has little to do with the things you see and everything to do with the way you see them."
"Bagi saya, fotografi adalah sebuah seni observasi. Seni dalam mencari sesuatu yang menarik dari sebuah tempat yang biasa saja. Hal ini hanya sedikit berhubungan dengan apa yang kita lihat dan sangat berhubungan dengan cara kita melihat."
Aaron Siskind
"We look at the world and see what we have learned to believe is there. We have been conditioned to expect but, as photographers, we must learn to relax our beliefs."
"Kita melihat dunia dan mengintepretasikannya seperti yang kita pelajari selama ini. Kita telah dikondisikan untuk mempercayai semua bentuk yang kita lihat dengan cara tersebut. Tetapi, sebagai fotografer, kita harus belajar untuk mengistirahatkan kepercayaan-kepercayaan itu."
Carlos Jurado
"Art allows us to expand the dimensions of our everyday life."
"Seni mengijinkan kita untuk melebarkan dimensi-dimensi dari kehidupan kita sehari-hari."
Eliot Porter
"The more you photograph, the more you realize what can be photographed and what can't be photographed. You just have to keep doing it."
"Semakin sering anda memotret, semakin anda menyadari apa yang bisa dipotret dan apa yang tidak. Anda hanya perlu melakukannya terus."
Chris McDonough
"When I'm experimenting with an idea, I'll determine the technical aspects well beforehand, so when I'm shooting, I don't need to think. This lets me be as receptive to the moment as possible."
"Saat saya bereksperimen dengan sebuah ide, saya mengolah aspek-aspek teknis dengan baik terlebih dahulu, jadi pada saat memotret, saya tidak perlu berpikir. Hal ini membuat saya menjadi lebih menerima apa saja yang mungkin terjadi pada saat momen berlangsung."


Ernst Haas
"I am not interested in shooting new things - I am interested to see things new."
"Saya tidak tertarik untuk memotret segala sesuatu yang baru - Saya tertarik untuk melihat segala sesuatu itu dengan cara yang baru."

Renungan jiwa

Aku Berfikir Maka Aku Ada

Ketika semua serba salah , sebagaimana biasanya,

Ketika jalan yang kau tempuh terasa mendaki,

Ketika Uang yang hanya sedikit, sedangkan Utang melilit,

Dan kau ingin tersenyum, tetapi kau terpaksa mengeluh,

Ketika urusan terasa agak membebanimu,

Istirahat kalau perlu, tetapi jangan berhenti,

Hidup ini aneh bila tanpa lekuk dan liku,

Seperti yang kadang – kadang lebih alami,

Dan banyak kegagalan yang kita jumpai,

Ketika semestinya kita berhasil , adasaja yang menghalangi,

Namun jangan menyerah, kendati gerak maju tampak lambat,

Siapa tahu berhasil pada usaha berikutnya.

Keberhasilan adalah sisi lain kegagalan,

Seperti tinta perak dibalik awan keraguan,

Dan tak pernah tahu seberapa dekat tujuanmu,

Mungkin sudah dekat ketika bagimu terasa jauh,

Maka tetaplah berjuang bahkan ketika hantaman semakin keras,

Ketika segalanya tampak sangat baik,

Kau tetap tak boleh berhenti.

Ingatlah !!!

Kesulitan itu sepeti bayi, Hanya tumbuh besar lewat pembelajaran

Masa Depan adalah milik mereka yang percaya keindahan mimpi – mimpi mereka

Peluang … Sering datang terselubung dalam bentuk kemalangan atau kekalahan sementara.

Tugas 5s

1.Merupakan salah satu yang mempengaruhi dinamika organisasi jika dilihat dari faktor intern:

c. Tujuan

2.Faktor ektern yang sifatnya fisik dalam dinamika organisasi:

a. Iklim dan cuaca

3.Ingin menjalin hubungan dengan orang lain, merasakan persahabatan dan kasih sayang, keinginan tersebut dalam hirarki kebutuhan A. Maslow masuk dalam:

b. Kebutuhan sosial

4.Kondisi hidup penduduk, sumber penghasilan, lapangan kerja merupakan faktor ektern dinamika organisasi:

b. Non Fisik [sosial-ekonomi]

5.Apabila konflik melanda antar berbagai tingkatan organisasi, konflik ini dinamakan:

a. Konflik hirarkis

6.Apabila konflik ditimbulkan akibat seseorang menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan, hal ini dinamakan:

b. Konflik antar peranan (inter role conflict)

7.Dibawah ini merupakan sumber-sumber utama konflik, kecuali:

a. Sumber daya yang tidak terbatas

8.Dalam teori motivasi, Mc.Gregor menyatakan: “Usaha fisik atau mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, rata-rata mereka bersedia belajar dalam kondisi yang memungkinkan dengan tanggung jawab, ada kecerdikan, kreatifitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah, hukuman bukan salah satu jalan untuk mencapai tujuan, organisasi harus memberikan kesempatan untuk mereka dalam berprestasi”, Teori yang dimaksud adalah:

d. Semua jawaban benar

9.Dalam penyelesaian konflik dimana persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, dan hal ini dibiarkan saja agar masing-masing pihak memikirkan dan merenungkan kembali pendapat masing-masing, cara penyelesaian ini disebut:

d. Menghaluskan situasi

10.Dibawah ini merupakan karekteristik Organisasi Formal menurut Argyris, kecuali:

c. Pemimpin dipilih berdasarkan kesepakatan